Listrik Pintar PLN, Harapan Pengembangan Di Masa Depan

Saat ini teknologi metering listrik yang semakin hari semakin berkembang mengadopsi sistem pengisian pulsa Handphone seperti  miliknya PT Telkom dan teman2nya. Ya, PLN  ternyata telah cukup lama menerapkan Listrik Cerdas/Pintar melalui pembayaran listrik bayar dulu baru di pakai alias  Prabayar.

Listrik Prabayar sebagai implementasi dari Listrik Pintar  PLN merupakan sebuah solusi pembayaran listrik dengan menggunakan voucher isi ulang. Sehingga, pada akhirnya anda hanya membayar jumlah listrik yang anda gunakan.
Cara kerjanya bagaimana?

Secara sederhana, setiap rumah yang dialiri listrik oleh  PLN  dilengkapi dengan Meteran listrik. Pada metode konvensional alias jadul, selain PLN mengukur beban listrik dari sentralnya, akan ada petugas yang berkeliling mencatat penggunaan listrik tiap rumah. Sistem ini rawan terjadi kesalahan dan tidak akurat.
Pada sistem yang baru, tiap meteran listrik akan diaktifkan oleh kode voucher yang dibeli pelanggan, sehingga setelah pelanggan mengisi saldo listriknya, meteran akan melakukan hitungan mundur penggunaan listrik hingga mencapai nol.
Sistem ini tentu jauh lebih akurat (karena penghitungan real-time seperti penggunaan pulsa handphone ketika menelepon)
Apakah sistem ini aman? kalo vouchernya dicuri atau diberikan ke orang lain bagaimana?
Apakah Token Stroom dapat diisikan pada KWH Meter berbeda ?
Tidak. Token Stroom hanya dapat diisikan pada KWH meter sesuai dengan ID Meter yang disebutkan pada saat pembelian, sehingga tidak dapat digunakan di KWH Meter lain.
Listrik pintar ini menggunakan metoda yang cukup cerdik untuk menjaga keamanannya.

Ok, sekarang kita bicara sedikit teknis.  Untuk mempermudah kita bandingkan antara isi ulang pulsa handphone, isi ulang pulsa listrik dan metoda tagihan listrik konvensional.
  1. Pada isi ulang pulsa handphone, seorang pengguna akan membeli voucher yang kemudian digosok, maka akan muncul kode voucher yang diisikan dengan menekan kode tertentu di handphone ditambahkan dengan kode yang muncul dari vouchernya. Terjadi verifikasi 2 arah pada sistem ini dimana handphone akan mengirimkan kode voucher ke sentral telfonnya, lalu sentral telfon akan melakukan analisa serta mencocokan kode voucher dengan server database vouchernya untuk mengecek validasi voucher, nominal voucher dan status voucher sudah pernah dipakai atau belum. Jika semua validasi ok, maka server akan membalas dengan melakukan penambahan pulsa pelanggan.
  2. Masalahnya, karena handphone bisa berkomunikasi dengan server validasinya sedangkan meteran listrik tentu tidak, sistem diatas tidak dapat dilakukan. Meteran listrik tidak dapat berkomunikasi dengan gardu ataupun komputer di PLN, maka digunakan metoda autentikasi challange-response. Pada metoda ini, sebelum pelanggan membeli voucher listrik, pelanggan wajib mencatat nomer seri  meteran listriknya. nomer seri meteran listrik ini akan diminta ketika membeli voucher listrik, yang ternyata digunakan untuk mengenerate/menghasilkan kode voucher. ketika dirumah pelanggan memasukkan voucher listrik, meteran akan melakukan decoding kode tadi dan melakukan verifikasi bahwa benar kode adalah ditujukan untuk nomor serinya serta mengecek jumlah saldo yang dimasukkan. Sistem ini adalah sistem offline sehingga antara meteran listrik dan komputer PLN tidak perlu terhubung.
  3. Dibandingkan dengan metoda konvensional dengan pencatatan penggunaan listrik manual, tentu sistem ini jauh lebih akurat. Kesalahan Human Error akibat petugas yang salah baca meteran, serta aplikasi realtime karena tidak perlu menunggu petugas memasukkan data dari hasil surveynya ke komputer PLN menjadikan sistem ini ideal dan aman, serta memungkinkan pendeteksian dini apabila disinyalir ada indikasi penggunaan listrik illegal (pencurian listrik). Pelanggan juga akan merasa lebih aman dan tenang karena jumlah listrik yang dibayarnya adalah jumlah listrik yang dipakai.
Ide dan harapan kedepan untuk PLN:

Seandainya, jika antar meteran dapat saling berkomunikasi, dan komunikasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelanggan, tentunya bukan tidak mungkin nantinya PLN bisa mengembangkan Listrik dan Internet Pintar!
Bagaimana caranya?

Seperti yang kita ketahui, di area pemukiman tentu jarak antar rumah berdekatan, maka jarak antar meteran listrik berdekatan pula. Apabila tiap meteran listrik PLN ditanamkan repeater wireless (Asumsikan Wifi IEEE 802.11N) yang saling dapat berkomunikasi antara satu dengan lainnya, dan di tiap ujung koneksi dihubungkan dengan jaringan Broadband yang dibangun oleh PLN  sehingga membentuk sistem MESH, maka pln dapat membuat jaringan internet berkecepatan tinggi tanpa perlu membuat infrastruktur rumit. Selain pengguna dapat menikmati fasilitas internet dan listrik bersamaan, sistem ini juga memungkinkan meteran listrik berkomunikasi dengan komputer PLN sehingga dapat dimungkinkan sistem pengisian pulsa seperti sistem pengisian pulsa pada handphone tanpa pelanggan perlu menyiapkan nomor seri meteran listriknya


Entah kapan ide seperti ini bisa terealisasi, dengan teknologi yang ada saat ini sebenarnya sangat mudah sistem seperti ini untuk diimplementasikan, jadi pelanggan tidak hanya terpaku dengan internet melalui media kabel telefon (ADSL) ataupun wireless GSM/CDMA yang masih relatif mahal dan belum stabil.

sumber : parmadi.net

Jika anda ingin membeli Pulsa /Token listrik tanpa harus repot keluar rumah silahkan berkunjung DISINI